Rabu, 03 Desember 2014

Soal Seni Budaya

Tentang Seni Tari dan Seni Teater

SOAL
  1. Jelaskan yang dimaksud dengan tari!
  2. Jelaskan yang dimaksud dengan gerak tari!
  3. Apa yang kamu ketahui tentang simbol dalam seni tari?
  4. Jelaskan yang dimaksud dengan ruang, waktu, dan tenaga yang terkandung didalam gerak tari!
  5. Apa perbedaan gerak murni dan gerak maknawi dalam seni tari?
  6. Apa yang dimaksud dengan tari tradisional?
  7. Jelaskan fungsi tari sebagai sarana upacara, sebagai sarana hiburan dan sebagai sarana pertunjukkan!
  8. Jelaskan yang dimaksud dengan tari tunggal, tari berpasangan, dan tari bekelompok!
  9. Jelaskan yang dimaksud tari primitif, tari rakyat dan berikan contohnya!
  10. Apa yang dimaksud dengan tari klasik?
  11. Apa yang dimaksud dengan teater?
  12. Sebutkan ciri-ciri utama teater tradisonal!
  13. Jelaskan pengertian teater secara umum!
  14. Sebutkan perbedaan teater tradisional dan nontradisional!
  15. Apa yang dimaksud dengan teater transisi? Berikan contohnya!
  16. Apa yang kamu ketahui tentang simbol dalam seni teater?
  17. Apa yang dimaksud dengan teater verbal?
  18. Sebut dan jelaskan 3 unsur dalam karya teater!
  19. Apa yang kamu ketahui tentang nilai estetika didalam teater?
  20. Jelaskan pengertian teater rakyat dan teater klasik!
JAWABAN
  1. Tari adalah seni yang diungkapkan melalui media gerakan tubuh
  2. Gerak tari adalah gerak tubuh berirama yang diiringi tingkah laku dan mimik sehingga timbul suatu keindahan.
  3. Simbol dalam seni tari adalah objek atau kejadian atau bentuk-bentuk yang ada dalam gerak tari yang dapat diartikan atau diberi makna.
  4. Ruang yang dimaksud adalah tempat atau wadah dimana akan dipakai untuk menari. Waktu yang dimaksud adalah yang berkaitan dengan kapan akan dimulai menari. Tenaga yang dimaksud adalah kekuatan atau power sekuat-kuatnya yang sangat diperlukan untuk menari
  5. Perbedaannya yaitu, gerak murni ialah gerak yang tidak mempunyai arti tertentu, sedangkan gerak maknawi ialah gerak yang memiliki makna atau arti tertentu
  6. Tari tradisional adalah gerak yang berasal dari masyarakat pada suatu daerah dan lama kelamaan menjadi suatu kebiasaan atau ciri khas daerah tersebut.
  7. Tari sebagai sarana upacara >> biasanya bersifat sakral dan magis. Di Indonesia, fungsi tari ini dibagi menjadi 2, yaitu:
       * Upacara keagaman
       * Upacara adat/tradisi
    -   Tari sebagai sarana hiburan >> Pada umumnya tidak bertujuan untuk ditonton, tetapi hanya untuk kepuasan individa dan tidak mementingkan keindahan.
    -   Tari sebagai sarana pertunjukkan >> mengutamakan segi artistiknya dengan konsepsional yang matang dan cermat serta tema dan tujuan jelas, juga koreografinya yang berkualitas karena sengaja disusun untuk dipertontonkan.
  8. Tari tunggal = tari yang diperagakan oleh satu orang, baik laki-laki ataupun perempuan.
    Tari berpasangan = tari yang diperagakan oleh dua orang
    Tari berkelompok = tari yang diperagakan oleh dua orang atau lebih.
  9. Tari Primitif adalah tari yang hidup dan berkembang pada masa peradaban masyarakat didaerah pedalaman. Contohnya adalah Tari Perang Papua, dan Tari Kabasaran
    Tari Rakyat adalah tari yang berkembang dipedesaan dan masih berpijak pada kebudayaan primitif. Contohnya adalah Tari Tor-tor, dan Tari Terang Bulan.
  10. Tari Klasik adalah tari yang berkembang dikalangan raja dan bangsawan yang telah menempuh perjalanan sejarah yang cukup panjang sehingga memiliki nilai tradisional.
  11. Teater adalah seni yang diungkapkan melalui media kata, gerak, bunyi/suara, dan rupa yang ditampilkan dalam sebuah pentas.
  12. Ciri-ciri teater tradisional :
    >>  Menggunakan bahasa daerah
    >>  Dilakukan secara improvisasi
    >>  Ada unsur nyanyian dan tarian
    >>  Pementasan sederhana
    >>  Diiringi tetabuhan (musik daerah)
  13. Teater, secara umum adalah suatu kegiatan manusia dalam menggunakan tubuh atau benda-benda yang dapat digerakan, dimana suara, musik, dan tarian sebagai media utamanya untuk mengekspresikan cita, rasa, dan karsa seni.
  14. Perbedaannya yaitu :
    -  Teater tradisional tidak memiliki naskah baku atau naskah tertulis, sedangkan teater nontradisional memiliki naskah baku atau naskah tertulis.
    -  Teater tradisional memakai bahasa daerah, sedangkan teater nontradisional menggunakan unsur bahasa bebas.
    -  Karya seni teater tradisional bersifat turun temurun dan abadi, sedangkan teater nontradisional bersifat temporal.
  15. Teater Transisi adalah penamaan atas kelompok teater pada periode saat teater tradisional mulai mengalami perubahan arena penaruh budaya lain. Contohnya adalah Lelakon Komedia Hindia Timoer, Opera Stambul, dan Sandiwara Dardanella.
  16. Simbol adalah lambang yang memiliki makna. Jadi, simbol dalam seni teater adalah lambang kehidupan atau objek atau bentuk-bentuk cerita yang dimainkan yang memiliki arti atau makna.
  17. Teater verbal adalah teater yang menekan pada tokoh untuk melakukan dialog dengan alasan bahwa pesan cerita disampaikan melalui bahasa kata-kata.
  18. -  Pelaku/pemeran >> Sebagai penemu dan penafsiran utama peran dan pewujud tafsir peran.
    -  Naskah >> Untuk mengilhami para interpretative artista dan mensuplay kata-kata pada pameran.
    -  Sutradara >> Sebagai pemilih naskah, menentukan pokok penafsiran, memilih pemain, melatih pemain dan mengkoordinasi setiap bagian cerita.
  19. Nilai estetika dalam teater adalah nilai bentuk yang bersifat subjektif. Artinya, sangat tergantung kepada orang yang menilainya.
  20. Teater Rakyat adalah teater yang lahir dan spontanitas kehidupan dalam masyarakat dan berkembang sesuai dengan perkembagan masyarakatya.
    Teater Klasik adalah suatu perkembangan seni yang telah mencapai tingkat tinggi, baik teknis maupun coraknya.

Insha Allah ini benar ^-^)/

Minggu, 03 Agustus 2014

CerPen ku:)



Night:)
Malam ini aku ngepost cerpen yang dulu adalah tugas bahasa Indonesia saat aku kelas 9 SMP:) Dan aku mohon sama kalian yang mau copy-paste cerpen ini, dikasih atas nama Yufianti bisa kan? Kalian taulah, rasanya nyeseknya saat karya kita diplagiatin. Ya kan? Jadi, saya minta tolong diatas namakan Yufianti Ramadani Tubagus.
Terima kasih telah mengerti dan Terima kasih pula atas kunjungannya:)
  

RAHASIA FAREL


                Pagi cerah, hari baru, semangat baru dan harapan baru. Aku bangun dengan wajah cerah dan berdiri di depan jendela untuk menatap langit biru di pagi indah ini. Bergegas aku ke kamar mandi untuk menyegarkan tubuh dan berganti pakaian menjadi seragam sekolah dengan rok kotak-kotak berwarna biru tua. Aku mengepang rambut ku menjadi dua dan memakaikan bando yang warnanya senada dengan rok sekolahku. Dengan sigap aku menuruni tangga dan duduk di bangku meja makan untuk sarapan dengan makanan yang telah disiapkan Bi Inah untuk ku seorang. Jam segini sih bunda ayah sudah pergi ke  kantor mereka masing-masing. Aku, Viola Rahmah Viviantia, Tiap pagi hari dihari kerja seperti ini selalu sendiri. Umm, hanya ditemani Bi Inah SAJA.
              Jam 06.45 aku bergegas pergi kesekolah dengan mengendarai sepeda motor yang diberikan Ayah untukku. Aku memasuki kelas dengan ceria dan melihat wajah-wajah yang sedang bahagia (Sebenarnya sih ada satu dua orang yang terlihat tidak bersemangat)



 ○  ♡  ○  ♡  ○

          Bel istirahat berdentang keras. Murid-murid dari kelas dengan semangatnya menuju kantin luas sekolah berstandar Internasional ini. Dan aku hanya berjalan lamban menuju taman bunga dibelakang kelas.
                “Brak!”, novel yang tadi ada digenggamanku sekarang berpindah diatas tanah berlumpur itu. Orang yang menabrakku tadi pun hanya berdiri diam dengan tatapan kasihan kepada novelku.
                “Isshi 1... Punya matakan? Dipakai yang benar dong! Asal aja!” Sambarku sambil jongkok untuk mengambil novelku, dengan jijik aku mengangkatnya dari lumpur itu.
                “Ah, mianhae 2 .. Aku tidak sengaja.” Jawabnya dengan tatapan yang masih sama.
                “Uh.. “ Aku berdiri dan pergi kembali kekelas dengan wajah cemberut. Tiba-tiba aku merasa lengan ku dipegang. Langkahku terhenti. Kulihat kebelakang, dia lagi! Mau apa lagi sih cowok itu? Tidak cukupkah buat aku kecewa dengan menjatuhkan novelku diatas lumpur menjijikan itu.
                “Maaf. Maafkan aku, kumohon ... Aku tidak sengaja”, dia berkata dengan wajah yang sok dibuat memelas. “Ayolah. Gini  saja deh, aku akan memenuhi tiga permintaanmu, asalkan kamu memaafkanku.” Lanjutnya. Dan aku hanya mengangguk setuju. Dan kita saling bertatapan dalam diam. Dia mengulurkan tangannya. Aku melihat tangannya, lalu menatap kembali matanya.
                “Aku Farel. Emm.. Farel Divolion.” Ya, aku mengerti maksudnya. Dia mengajakku berkenalan.
                “Aku Viola Rahmah Viviantia. Pangil saja Vio.”
                “Nama yang indah, seperti orangnya. Dan juga panjang tentunya.” Jawabnya sambil cengengesan, mungkin menahan tawa. Ah! Aku lupa, dari tadi tangan kita berjabat terus. Dengan sigap aku menarik tanganku yang dipegang erat olehnya, dan bergegas pergi meninggalkannya tanpa mau tau apapun itu.

○  ♡  ○  ♡  ○

                Senang sekali bisa kembali ke rumah nyaman milik orangtua ku ini. Berlari aku menaiki tangga, menuju istana pribadi milikku. Istana ku ini berwarna dasar pink tua dengan hiasan bergambar Hello Kitty yang lumayan besar tepat di dinding depan ranjangku. Ranjangku ada di tengah-tengah ruangan. Didepan ranjang, ada karpet berbentuk Hello Kitty yang halus sekali. Tidak salah kalau teman-teman sangat kerasan didalam kamarku saat kerja kelompok, lah kamarku nyaman banget kok.
                Setalah aku berganti baju, aku bergegas keruang makan dan melihat menu makan siang untuk hari ini. Bi Inah hanya membuatkan ku Gado-Gado. Tak apalah, semua akan terasa enak jika perut lapar dan juga harus mensyukuri apapun yang diberikan Tuhan.
                Tepat saat aku selesai makan, handphone ku berdering yang bertanda ada telpon masuk. Nomor pribadi. Dengan malas aku mengangkat telpon masuk itu.
                “Halo. Siapa ini?” Tanya ku
                “Halo, Vio ... Ini aku, Farel. Yang tadi itu.”
                “Oh, elo .. Mau apa lagi?” suara ku meninggi.
                “Aku hanya ingin bertemu kamu. Di taman kota. Iseng-iseng aja ngajak kamu ketemuan.”
                “Emm.. boleh, jam brapa?”
                “Jam 10 malam.”
                “Kenapa harus semalam itu? Kenapa gak nan---.” Belum aku menyelesaikan kata-kataku, Farel sudah mematikan sambungan telpon kami. Uh! Menjengkelkan!

○  ♡  ○  ♡  ○

                Di sekolah, aku bukan siswi yang aktif apalagi eksis. Tidak semua mengenalku, atau mungkin mereka kenal tapi aku tak mengenalnya. Aku termasuk siswi yang memiliki kepintaran yang bagus. Aku juga termasuk siswi berparas cantik alami. Dengan bola mata berwarna hijau gelap keturunan dari Ayah, hidung yang lumayan mancung, dan kulit kuning langsat yang bersih. Semua yang melihat mungkin akan tertarik kepadaku. Mungkin. Tapi aku, seorang siswi yang bisa dikatakan pendiam dan tidak mudah bergaul. Siswi yang bermulut pedas, sepedas sambal buatan Bi Inah. Begini-begini, aku punya hati yang lembut dan kuat menghadapi segala cobaan dari Tuhan (itu sudah semestinya). Dikelas, aku lebih memilih menyendiri dengan buku-buku pelajaran dan novel-novel yang belum ku baca, entah itu pinjaman ataupun milikku sendiri.
                Aku kenal dengan senior kelas 11 yang super kece, dia pun mengenalku. Rangga Pradipto. Siswa ganteng nan manis dengan kulit sawo matang-nya, mata lebar, bulu mata lentik, rahang yang tegas dan tubuh tegap. Siswa yang sekarang adalah pemimpin modern dance disekolahku. Dia merupakan cowok yang setiap memberikan senyuman dapat membuat hati para siswi meleleh :D . Aku salah satu siswi yang ngefans berat dengannya. Aku pula siswi yang beruntung dapat dekat dengannya. Banyak sih temanku yang bilang bahwa jika kami pacaran, kami adalah couple yang sangat cocok. Ceileh:D Betapa berharapnya diriku.

○  ♡  ○  ♡  ○

                Buyar semua lamunan tentang Kak Rangga, setelah acara pertemuan dengan Farel nanti malam lewat dibenakku. Bertanya-tanya aku dalam hati, kenapa harus malam-malam? Jam 10 pula. Besokkan bisa bertemu disekolah. Cowok aneh -_- , nyebelin! Tapi aku telah terlanjur dengan tidak sengaja berjanji bertemu dengannya. Ya.... Itulah yang terjadi.
                Jam 19.30 aku bersiap-siap. Masih lama sih sebenarnya, tak apalah, sekalian mampir makan diwarung pinggir dekat Taman. Sebelum pergi, aku menyusun seribu alasan agar dibolehkan keluar malam oleh Bi Inah. Ayah Bunda belum pulang, jadi minta izinnya sama Bi Inah. Bagiku, Bi Inah bukanlah sekedar pembantu, tapi dia telah kuanggap sebagai tanteku sendiri. Bi Inah telah merawatku dan juga rumah ini selama kurang lebih 10 tahun. Bi Inah juga tahu banyak tentang aku, ayah dan bunda. Jadi tak apa dong kalau Bi Inah kuanggap sebagai tanteku?
                Aku memakai celana jeans balel ku lalu dipadukan baju berlengan panjang berwarnah putih tulang dengan tulisan berwarna abu-abu. Aku mencepol tinggi rambutku dan memberi hiasan berupa jepit rambut berbentuk love berwarna putih. Aku juga membawa tas selempang kecil yang kuisi dengan alat-alat perempuan yang dapat membantuku jika aku diganggu oleh sekawanan cowok yang tidak tahu diri. Maksudnya untuk berjaga-jaga.

○  ♡  ○  ♡  ○

                Sepi. Hanya ada beberapa lelaki dewasa yang berjalan-jalan dengan kekasihnya. Duduk aku dibangku taman yang bersebelahan dengan lampu taman. Sambil menunggu, aku berkhayal tentang kak Rangga, berharap dirinya disini, disampingku, menemaniku.
                Lama sekali aku menunggunya. 10 menit, 20 menit, 30 menit telah berlalu tanpa kusadari. Dimana Farel? Farel tidak bisa menepati janji yang dibuat sendiri, cowok nyebelin. hyeom-o! 3 Tak kurasa, Taman sekarang sepi sekali, dan disana, dipojok taman sana, ada sekawanan laki-laki yang kelihatan dari postur tubuhnya seumuran denganku, semacam Bad Boy mungkin. Salah satu dari mereka melihatku, dan memberitahu kawannya yang lain.  Dan sekarang, mereka semua melihatku! Jantungku berdebar, takut. Gelisah. Mencoba tidak memperhatikan mereka lagi. Mencoba cuek dengan mereka. Yang kurasakan sekarang adalah debar jantung yang terasa lebih cepat, ketakutan.Mereka mendekat. Tidak! Dimana Farel? Dimana dia? Kenapa tidak kunjung datang? Sudah 30 menit berlalu.
                Mereka semakin mendekat. Aku berdiri. Tidak sedikit pun menoleh ke arah mereka. Sedikit melirik mungkin, agar aku tahu sekarang mereka telah menjauh atau malah mendekat. Aku melangkah, lebih cepat, tapi tidak boleh terlihat gelisah. Agar mereka tidak berlari mengejarku. Sampai diparkiran, aku memakai helm ku dan menstarter motorku. Dengan cepat aku melajukan motorku. Membawa diriku jauh dari sekawanan Bad Boy tersebut. Huft~...
                Sampai dirumah, aku langsung menuju istana pribadiku. Dan menenggelamkan tubuhku diatas ranjang nyaman ini. Tanpa kusadari, aku kelelahan dan akhirnya tertidur nyeyak tanpa memcuci muka ataupun  mengganti baju terlebih dahulu.





○  ♡  ○  ♡  ○





                Pagi harinya, mukaku terlihat sangat kusam karena lelah. Matahari pun terlihat tidak bersinar cerah seperti biasanya. Gumpalan awan hitam yang terentang menutupi tiga per empat dari matahari pagi ini. Dengan sangat malas aku pergi kesekolah. Selain karena masih kantuk, pelajaran disekolah hari ini juga menjadikan alasan betapa malasnya aku pergi kesekolah untuk hari ini. Mengapa tidak? Sebab, guru yang menjelaskan mata pelajaran, suaranya bervolume kecil, tidak terdengar jelas.
                Ingin diriku secepat mungkin mendengar bunyi bel yang mengakhiri pelajaran untuk hari ini. “Teeetttt teet Teettt” Tuhan mendengar doa ku, dengan cepat Ia mengabulkannya. Terima kasih. Sebelum aku keparkiran motor siswa untuk mengambil motorku, aku kegerbang sekolah terlebih dahulu. Mencari seseorang yang menjual roti bakar. Perutku sudah tidak dapat diajak kompromi.
                Didepan gerbang, aku melihat Farel seperti orang bodoh. Celingak-celinguk seperti ketakutan. Apa karena perjanjian tadi malam? Dan tidak ingin melihat ku apalagi menemuiku? Tapi, Aku telah melihat mu, Farel ..
                “Farel!” Terdengar suara teriakan ku. Yang merasa namanya Farel menoleh melihatku. Tatapan mata tajamnya menatapku. Lalu kembali celingak-celinguk mencari seseorang, dengan raut muka yang mengatakan, adakah yang melihatku saat ini?

Keobwa! 4 Farel mendekat. Langkahku berhenti, kubiarkan dia yang mendekatiku. Aku tersadar tentang pikiranku tadi. Aku salah menduga. Aku menganga melihatnya mendekatiku.

                Farel menarik tanganku, menjauhi keramaian. Ia jalan dengan cepat dan siaga, mengawasi sekitarnya. Celingak-celinguk tanpa ku mengerti maksudnya. Dia menarikku menuju belakang kelas 12 yang ada diujung sana. Sepi. Sekali. Tak ada siapa pun disana. Para murid telah keluar dari lingkungan sekolah, menuju rumahnya masing-masing mungkin, atau pergi hangout dahulu.
                Farel menyandarkan tubuhku kedinding bercat hijau tua itu. Ia mendekatkan wajahnya, hanya beberapa senti depan wajahku. Farel melirik kekanan, lalu kekiri, membuatku makin tidak karuan. Tanganku dingin, aku takut terjadi apa-apa denganku. Aku menelan ludah. Dia menatapku. Tajam.
                “Maaf tentang tadi malam.” Farel berbicara dengan volume yang sengaja diperkecil. Diam. Hanya itu Responku. Bertatapan dengannya dalam diam untuk beberapa detik. Refleks aku mendorong tubuhnya. Otakku menyuruhku seperti itu. Dia terdorong mundur menjauh dariku beberapa puluh senti. Hampir terjatuh, tapi dia masih bisa mempertahankan keseimbangan tubuhnya. Aku menutup mulut, mataku melebar melihat apa yang telah kulakukan kepada cowok manis didepanku ini. Dia tersenyum sinis, telihat samar lesung pipi disebelah kanan.
                Aku melangkahkan kakiku, menjauh, meninggalkan tempat itu. Tatapan kami bertemu. Matanya melihatku dengan tajam, setajam silet. Ketika aku pergi menjauh. Dia menarikku kembali. Menggenggam erat tanganku. Jantungku berdetak cepat. Seperti kelinci yang bermain trampolin. Aku bungkam, menghentikan langkahku. Farel mendekat, aku bisa merasakannya.
                “Aku benar-benar minta maaf. Aku tidak tahu jika semalam aku tidak bisa keluar karena sesuatu hal.” Katanya.
                “Seharusnya kamu jangan buat janji kalau tidak bisa nepatin! Aku ini perempuan! Aku sendirian nunggu kamu di Taman semalam! 30 menit lamanya! Kamu tahu tidak? Aku hampir saja kenapa-kenapa tadi malam! Itu semua karena kamu gak datang! Untung Tuhan masih sayang denganku..” Emosiku meluap, jantungku berdetak cepat.
                “Maka dari itu aku minta maaf sama kamu, cantik .... Yah yah?” Lagi-lagi Farel memohon maaf. Aku hanya bungkam, tidak bisa berkata apa-apa lagi. Aku menatapnya dalam beberapa detik, lalu mengangguk pelan dan samar.
                Terdengar suara langkah yang sedang mendekat. Farel terkejut. Lagi-lagi dia menatapku tajam. Genggaman tangannya terlepas. Farel melangkah kebelakang dengan pelan. Lalu dia membalik badan, menjauh berlari pergi meninggalkan aku yang masih terdiam dalam bingung. Apa yang terjadi dengannya?  Gumam ku dalam hati.
                Dari balik tembok, muncul dua orang yang familiar. Ya, kak Rangga dengan Avi, cewek cantik dikelas 10C. Aku terkejut. Aku terdiam beberapa saat. Mereka melihatku. Kak Rangga tersenyum sinis sedangkan Avi hanya buang muka sambil menggenggam erat tangan kak Rangga. Aku membalikan badan dan siap berlari kemana saja kakiku membawa. Mataku merah. Perih. Sakit. 

○  ♡  ○  ♡  ○






                Dirumah aku tidak bisa membendung air mataku lagi. Air mata ku sudah terkumpul banyak dipelupuk mata. Kutumpahkan semuanya bersama sakit hatiku melihat pemandangan tadi. Handphoneku berdering. Aku tidak peduli. Aku hapus air mataku. Tapi tidak dengan rasa sakit dihatiku, karena aku tidak bisa menghapusnya. Aku mengambil air putih dimeja belajarku. Aku meneguknya sampai habis. Setelah itu, aku melihat layar handphoneku. Terdapat satu panggilan tidak terjawab dan satu pesan baru. Kubuka pesan baru itu.


From : 08137635****
Hai cantik.. Maaf  lagi nih tadi ninggalin kmu sndiri tdi. Besok minggukan? Kamu ada acara gak nih? Jalan yuk :D .. Aku tunggu ditaman kota yah ... Bye Bye ... See you, cantik .. ! (FAREL)




To : 08137635****
Awas klo nggak dtang yah! Jam 12 siang udah dsana loh yah .. Nggak pake tapi-tapian!



Farel? Aha..!! Tiga permintaan itu.. Itu hal yang bagus untuk saat ini.

                                                            ○  ♡  ○  ♡  ○

 
                “Buset!” Aku terkejut melihat diriku dicermin. Udah bangun kesiangan, rambut acak-acakan, mata bengkak, hidung merah, dan lingkar hitamnya keliatan banget pula. Kembali aku rebahkan tubuhku keatas ranjang sambil menunggu beberapa waktu agar bengkak dimataku hilang.
                Kulihat jam dinding , sudah jam 10. Aku ingat Farel. Janji bertemu itu. Tiga permintaan itu. Aku melompat dari ranjang dan mendarat tepat didepan lemari pakaian. Kupilih-pilih baju yang ada didalam lemari. Aku memilih baju kaos yang panjangnya diatas lutut berwarna merah dan celana jeans. Aku juga akan memakai flat shoes berwarna biru langit. Rambutku akan kubiarkan terurai dan dihiasi topi rajut berwarna biru langit.
                Aku menuruni tangga dan memasuki ruang makan. Terlihat ayah bunda duduk bergurau disana. Sedangkan bi Inah sedang mengisi gelas bunda dengan air putih.
                “Pagi ayah bunda tersayang ...” Sapaku dari kejauhan dan melangkah menghampiri mereka.
                “Pagi sayang..”
                “Pacar ayah mau kemana nih? Udah cantik aja,” Ayah melirik sambil tersenyum.
                “Hehe... iya nih, Vio ada janji sama teman Vio mau jalan hari ini, yah ...”
                “Ciie.  Siapakah gerangan?” ----- “Apakah seorang lelaki pujaan?” Bunda tertawa
                “Ih.. apaan sih, bun..”
                “Piiis.” Bunda mengangkat jari telunjuk dan tengahnya. Mereka tertawa. Bi Inah pun ikut-ikutan tertawa.
                “Hmm.. Vio berangkat sekarang ya? Bolehkan?”
                “Eh tunggu dulu.” Tahan ayah.
                “hmm?”
                “Sisa uang sakumu cukupkah untuk jalan sama pacar?” Ayah mengambil dompet disakunya sambil menahan tawa. Aku melirik bunda yang senyum-senyum meledek. Aku mengambil uang disaku celana. Lalu uang itu aku terawang dicahaya yang terang (Walaupun itu tidak diperlukan hanya untuk mengecek nominal). Hanya 50 ribu rupiah. Aku tersenyum malu-malu kepada Ayah. Lagi-Lagi ayah hanya tertawa. Dia mengeluarkan dua lembar uang seratus ribuan.
                “Thank you ayah..” Aku mencium pipi kiri ayah, lalu berjalan ketempat bunda dan mencium pipi kanannya. Tidak lupa juga mencium tangan keduanya, ditambah tangannya bi Inah. “Daaah semua! ... “ Lanjutku sambil meninggalkan ruangan.

○  ♡  ○  ♡  ○

                Aku tidak mengendarai motor saat pergi ketaman kota. Aku lebih memilih naik taxi yang kebetulan sekali lewat didepan rumah. Sampai di taman, aku melihat Farel sedang minum juice dikedai rumah makan itu. Style yang bagus. Warna baju yang dia pakai pun kebetulan sekali senada dengan warna kaos ku. Manis, gagah, keren, WOW pokoknya. Tidak kalah kalau disamain sama kak Rangga.
                Aku melangkah mendekatinya. Dia melihatku dan tersenyum. Manis. Cute. Seakan waktu ikut terhenti saat melihat Farel tersenyum. Berdiri aku didepan meja tempat dirinya meminum juice berwarna orange itu.
                “Hei! Duduklah..” sapanya. Aku hanya tersenyum dan duduk berhadapan dengannya. “Mau pesan apa? Mau makan gak?” Aku hanya diam, tidak menjawab pertanyaannya. “Tenang.. Aku yang traktir, cantik..” Lanjutnya sambil menatap penampilanku.
                “Tidak, tidak perlu. Aku pesan juice mangga aja.” Kali ini aku menjawabnya. Dia tersenyum. Lalu memanggil pelayan dan memesan pesananku. Lalu kami saling diam. Farel menatapku begitu pula aku juga menatapnya.
                “Hei!” Kataku.
                “Ya?”
                “Kapan itu, kamu pernah menawarkan tiga permintaan bukan?”
                “Yap, wae?5
                “Aku mau ambil satu permintaan untuk saat ini.”
                “Ya. Apa?”
                “Aku ingin kamu menghancurkan hubungan kak Rangga dengan Avi. Kamu tahu orangnya bukan?”
                “Ya, aku tahu kok. Emang ada apa dengan mereka?” dia menjawab dengan suara datar, ekspresi juga datar.
                “Gak usah tanya itu!”
                “Oh. Oke-oke.” Dia menunduk, aku tidak mengerti kenapa. Perasaan dari tadi dia datar saja kok.

○  ♡  ○  ♡  ○

                Selesai minum juice. Aku mengajak Farel pergi menonton film drama korea terbaru di XXI. Dia hanya mengiyakannya saja, walaupun dia tidak tahu genre film yang akan kita tonton.
                #SampaiDisana
                “Mau nonton apa emangnya?” Tanyanya sambil melihat-lihat poster film dibelakang kaca bening yang dipajang didepan XXI.
                “sttt” Jari telunjukku menutup mulutnya. Kedua matanya melihat jariku itu. Konyol. Wajahnya konyol! “Jangan tanya. Aku pastikan kamu menyukainya.” Lanjutku.
                “Jangan film drama-drama cinta yang gak jelas loh!” Ekspresi wajahnya lucu sekali. Aku hanya tersenyum licik  sambil mengangkat kedua bahu. Dan dia mendengus kesal.

○  ♡  ○  ♡  ○

                Selesai menonton film yang aku pilih, aku melihat wajah Farel. Matanya berubah menjadi merah. Hidungnya juga ikut memerah. Lucu. Farel menengok, dia menganga menatapku dengan mata yang menyipit. Kenapa? Apa penampilanku sekarang juga sepertinya? Farel tertawa pelan karena tidak tahan terus menahan tawa. Very Cute.
                “Kamu lucu dengan hidung merah seperti itu. Kayak badut!” Katanya.
                “Uh? Kamu juga!” Aku mendengus kesal. Dia diam, lalu memegang hidungnya. Bingung. Mukanya memerah karena malu. Aku tertawa kali ini.
                “Seminggu kedepan liburan semesterkan?” Katanya sambil melupakan hidung merahnya itu. Iya yah. Aku lupa kalau besok libur. Raport semester satu dibagikannya setelah kembali masuk sekolah.
                “Ya, terus kenapa?”
                “Terus, bagaimana caranya aku menghancurkan hubungan mereka?”
                “Ah, iya yah :3 . Ya tunggu kembali masuk sekolah aja.” Dia mengangguk mendengar jawabanku.
                “Jam berapa ini?” Lanjutku.
                “Jam 6 sore. Kenapa? Lapar?”
                “I---iyaa.”
                “Yuk!” Lagi-lagi dia menggenggam erat tanganku lalu menarikku masuk ke dalam cafe mewah yang berada tidak jauh dari XXI. Jantukku berdetak cepat. Sepertinya jantungku punya trampolin baru deh!

○  ♡  ○  ♡  ○

                “Saat liburan semester seminggu kedepan, ada acara apa aja? Bareng keluarga gitu kah?” Tanyanya, lalu mengelap mulutnya dengan tisu yang tersedia dimeja kami.
                “Emm. Tidak ada.”
                “Loh? Emang kenapa?”
                “Ayah bundaku walaupun liburan, mereka tetap mengurusi usaha mereka masing-masing.”
                “Jadi? Liburanmu monoton banget dong?”
                “Ya gitu deh. Saat aku masih terjaga, mereka belum balik dari kerjanya. Saat aku terbangun dan kembali terjaga, mereka telah kembali ke kerja mereka masing-masing.”
                “Oh.. maaf ya.. Padahal, kamu lebih membutuhkan kehadiran mereka daripada fasilitas yang lengkap. Tapi, aku melihatmu bahagia-bahagia saja, semangat-semangat saja menjalani hari-hari mu, walaupun sebenarnya keadaanmu seperti itu.”
                “Tahu dari mana kamu? Kok kayaknya tahu aku banget?”
                “Ah.. umm..  Ti----Tidak.”
                “Yasudahlah!”
                “Bagaimana kalau liburan ini kamu bareng aku aja? Jalan-jalan dikota ini aja. Biar gak monoton gitu liburannya. Masak dirumah terus. Masak baca novel terus. Kalau gak mau juga gak papa kok .. ?”
                “Yakin? Benerkah?”
                “Iya, cantik.”
                “Okee. “

○  ♡  ○  ♡  ○

                Hari libur pertama, aku dan Farel pergi kepantai untuk menjernihkan pikiran kita masing-masing sambil ngobrol ngawur ngelindur. Lalu kami pergi shopping ke pasar tradisional. Biasa. Tapi sungguh mengasikkan. Aku bahagia untuk hari. Menjalani hari libur pertama dengan cowok yang baru aku kenal beberapa hari yang lalu.
                Hari libur kedua, aku akan menajak Farel ke The Royal Couple. Tempat dimana yang menjual segala bentuk benda super lengkap yang berkaitan dengan couple.
                “Mau apa disini?” tanyanya saat turun dari taxi.
                “Sudahlah. Aku yang traktir kalau kesini.”
                “Tapikan......”
                “Sttt..” Spontan jari telunjuk ku (lagi) menutup mulutnya. Dia diam, tak berkata apa-apa lagi. Sepotong kata pun.
                Sampai didalamnya, aku menariknya ketoko baju couple. Aku memilih baju-baju yang cocok untukku dan juga untuk Farel. Hari ini aku harus Senang. HARUS. Farel hanya bengong sambil melihat gerak gesitku dalam memilah baju. Dan ya! Aku mendapatkannya. Baju berwarna merah dengan garis-garis tidak rapi berwarna biru tua, ditengahnya terdapat bentuk setengah hati dengan tulisan “Queen”. Dan dibaju Farel tertulis “King”. Baju cocok dengan penampilanku saat ini yang dominan berwarna merah. Aku membawa baju itu kekasir, Farel mengikuti ku dari belakang. Setelah selesai bayar, Farel nyelonong pergi keluar toko butik couple ini. Untungnya dia kalah cepat denganku. Sebelum dia keluar, aku lebih dulu menarik tangannya. Dia menengok dengan wajah malas.
                “Apa lagi sih?” Tanyanya.
                “Nih, pake!”
                “Apaan? Pake ginian?”
                “Cepat! Tuh, diruang ganti.” Kataku sambil menunjuk keruang ganti dipojok toko. Aku pun juga akan mengganti baju.  Farel mendengus kesal sambil berjalan lambat (malas) kearah ruang ganti.
                Selesai mengganti baju, Farel lebih terlihat manis dari yang tadi. Pokoknya hari ini penampilannya terlihat perfect deh.

○  ♡  ○  ♡  ○

                Tidak terasa sekarang sudah jam 3 sore. Belum makan dari tadi siang pula. Farel mengajakku makan dipinggiran. Katanya, makan dipinggiran lebih enak dari pada makan junkfood . Ya emang bener sekali, junkfoodkan tidak sehat.
                “Vio?” Tanyanya sambil menunduk
                “Kenapa Rel?”
                “Itu. Kenapa kamu ingin menghancurkan hubungannya kak Rangga sama Avi?”
                “Ah!” Aku terkejut mendengar pertanyaan Farel. “A----aku, gak tau.”
                “Patah hatikah kamu mengetahui kak Rangga lebih memilih Avi? Padahal kamu sudah kenal dekat dengan kak Rangga?”
                “Tau darimana kamu kalau aku dekat dengan kak Rangga?”
                “Jika benar kamu patah hati, percayalah itu adalah hal baik. Yang berarti kamu diberikan kesempatan untuk mencoba sesuatu yang baru.”
                “Ka---Kamu tau dari mana aku dekat sama kak Rangga?”
                “Itu .. Itu tidak penting, cantik ...” Dia diam sesaat, lalu melanjutkan, “Hidup akan menjadi singkat bila kamu hanya hidup didalam mimpi orang lain.”
                Aku hanya diam. Tak sadar air mata mengalir membentuk sungai kecil dipipiku. “Ketika hidup memberimu 100 hal yang membuatmu menangis, tunjukkan bahwa kamu punya 1000 hal yang dapat membuatmu tersenyum.” Dia berkata lagi sambil mengusap airmataku dengan lembut. “ Ayo kita pulang..” Dia menarik tanganku dan menghentikan taxi.

○  ♡  ○  ♡  ○

                Hari ini, aku dan Farel tidak tahu mau kemana. Jadi, kita hanya membeli VCD film horor dan menontonnya dirumahku. Tapi bi Inah lagi ngepel, jadi kita nonton Filmnya dikamarku saja. Seharusnya, tidak bagus cowok masuk kekamar cewek. Tapi dikamarku juga tidak ada hal yang super rahasia punya cewek kok.
                “Wow! Selera kamar yang bagus, vio .. “
                “Thank’s. Jangan buka-buka lemari apapun yang ada dikamar ini yah?”
                “Sip”
                “Rel?” Kataku saat film sudah mulai. Aku lebih mendekatkan tempat dudukku kesebelah Farel.
                “Kenapa?”
                “Sepertinya kamu mengetahui banyak tentangku.”
                “Ah” ------- “Emang kenapa?”
                “Jujur aja. Dari mana kamu tau tentang aku? Kali ini aja aku mohon kamu ceritain!”
                “hmm.. Nanti kamu marah?”
                “Ya gak mungkinlah. Kejujuran seseorangkan harus dihargai.”
                “Iya sudah. Oke oke .. Aku mulai yah?” Aku mengangguk “Aku ini sebenarnya adalah sepupunya kak Rangga.”
                “Hah?”
                “komen nya nanti aja. Tunggu selesai.”
                “Iya...”
                “Dan aku adalah penggemar rahasiamu dulu, dari awal kita baru masuk sekolah. Aku penggemar sang wanita cantik dari kelas 10A. Dulu, aku pernah mau mendekatimu, tapi kak Rangga tidak suka. Kak Rangga mengancamku untuk tidak mendekatimu lagi. Kak Rangga bilang, kalau kamu hanya miliknya seorang. Jika aku tetap keras kepala mencoba mendekatimu, dia akan bilang yang aneh-aneh keorang tua ku. Dan aku akan dipindahkan keluar negri, sendirian. Jadi aku hanya bisa mengagumimu dari belakang. Mencari apapun tentang kamu. Maaf yah.” Dia diam sesaat dan melanjutkan “Suatu kehormatan dapat pergi dan jalan bareng kamu.”
                “Tapi, kalau kak Rangga juga menyukaiku, kenapa dia memilih Avi?”
                “Avi anak orang kaya. Ayah nya adalah pemilik perusahaan terkenal diluar negri, tidak tahu tepatnya dimana.”
                “Jadi kak Rangga matre?”
                “Iya.” Dia menunduk.
                “Dan sekarang, kamu kenapa berani mendekatiku?”
                “Karena kak Rangga gak berhak mengatur hidupku lagi. Dia juga sudah punya Avi.”
                “Jadi, malam itu, yang kamu minta kita ketemuan di taman kota jam 10 malam, tapi kamu gak datang, berarti karena kak Rangga?”
                “Iya. Kak Rangga melarangku pergi malam itu. Padahal siangnya kak Rangga bilang mau jalan malam itu sama teman-temannya. Tapi gak jadi.”
                “Hmm.” Sekarang giliranku menunduk.
 
○  ♡  ○  ♡  ○

                Hari keempat diliburan semester, hari dimana setelah kejujuran Farel terungkap, dan sekarang dia menghilang. Aku tidak peduli! Hari liburan yang keempat dan kelima menjadi hari-hari monoton, tidak ada Farel lagi. Farel oh Farel. Aku kangen kamu. Kamu dimana? Kenapa menghilang? Telponku tidak pernah kamu angkat, sms pun tidak dibalas, email ku aja tidak kamu hiraukan. Kamu dulu pernah bilang, Rel, bahwa aku harus menunjukkan 1000 hal yang dapat membuatku tersenyum. Kamu tahu tidak? Kamu salah satu dari 1000 hal yang dapat membuatku tersenyum melupakan segala masalahku, segala kehidupan ku yang monoton. KAMU, Farel.
                Sepi. Sendiri. Terduduk memeluk boneka yang kau beri saat di The Royal Couple waktu itu. Menangis. Melihat bayangmu disini. “Tuhan, dimana kau sembunyikan Farel ku? Aku rindukan dirinya, Tuhan .. Balikan dirinya, dia milikku.” Aku menunduk, air mataku jatuh membasahi boneka itu. “Tuhan, jujurku menyayanginya.. Aku menyukainya.. Sekarang dia pergi, meninggalkan aku sendiri, kesepian disini.. Tuhan, peluk aku, tenangkan diriku.” Kali ini aku menarik nafas, mengusap air mataku, mencoba merasakan sisa genggamannya DULU. Aku bernyanyi,
Takku mengerti, mengapa begini...
Waktu dulu, ku tak pernah merindu ..
     Tapi saat semuanya berubah ..
     Kau jauh dariku, pergi tinggalkanku ..
Mungkin memang ku cinta..
Mungkin memang ku sesali..
Pernah tak hiraukan rasamu, dulu ..
     Aku hanya Ingkari,
    Kata hatiku saja..
    Tapi mengapa, cinta datang terlambat ..6
                Bukannya tenang seperti biasanya, air mataku malah mengalir lagi. Aku tidak tahu harus apa lagi, aku memilih tidur. Esok paginya aku akan mencari dirumahnya Farel, tapikan aku tidak tahu dimana rumahnya. Ah sudahlah! Aku tak tahu!
                “Bunda... Viola PU to the SING, PUSING!!”

○  ♡  ○  ♡  ○

                Hari ini, hari keenam liburan sekolah, aku akan kepantai untuk menjernihkan pikiranku, sendiri saja tak apa. Sampai disana, pantai ini terlihat sepi, atau mungkin yang liburan berpindah kemall untuk mencari peralatan sekolah? Tak tahulah .. Di ujung pantai sana, ada belasan balon berwarna-warni yang siap dilepaskan keudara. Mungkin.
                Aku duduk dipasir putih nan bersih ini, sambil kakiku memainkan ombak air yang datang. Ku lihat diujung sana, batu karang yang besar melawan ombak laut yang datang. Ombak laut terlihat indah menari-nari, menggulung. Berwarna biru. Pohon kelapa pun terlihat bahagia menari-nari terkena hempasan angin pantai. Lagi. Aku mendengarkan lagu Maudy Ayunda yang semalam aku nyanyikan. Air mataku berurai lagi. Tiba-tiba ada seseorang yang memegang pundakku dari belakang. Aku menengok tanpa mngusapkan air mataku terlebih dahulu. Farel. Iya, Farel disini. Memegang belasan balon berwarna-warni yang tadi berada diujung sana.
                “Fa----Farel?”
                “Hai, Vio. Sedang apa?”
                “Farel! Kenapa kamu pergi! Aku kesepian tau gak.. Kamu kemana aja? Di telpon gak diangkat, disms gak dibalas. Aku gak mau kamu pergi, rel ... “ Celotehku, lalu memeluknya, erat dan dia membalas pelukkanku.
                “Maafkan aku, Vio. Kamu tahu gak? Kak Rangga putus dengan Avi. Tugasku selesai. Dan kamu boleh bergembira sekarang.” Aku menggeleng dengar kata-kata Farel.
                “Tidak. Aku tidak bahagia! Aku bahagia kalau kamu ada disini, disampingku, bersamaku!”
                “Dan kamu tahu tidak? Saat kita di The Royal Couple, kak Rangga ternyata juga lagi disitu. Kak Rangga, kemarin lusa, saat telah putus dengan Avi, dia mengadu keorangtuaku bahwa aku pernah mengikuti balapan liar, yang sebenarnya aku tidak pernah lakukan. Tapi aku bisa membela diri. Dia juga tidak punya buktinya toh. Jadi aku yang menang , yeee..” Katanya sambil tersenyum.
                “Aku gak peduli. Yang penting kamu disini bersamaku saat ini. Dan tidak meninggalkan aku lagi.” Aku memegang erat lengan Farel. “ Farel..?”
                “Ada apa?”
                “Permintaanku masih tersisa dua bukan?”
                “Iya, kenapa? Mau minta apa?”
                “Yang pertama, ------------- Aku ingin kamu tidak akan meninggalkan aku untuk yang kedua kalinya.”
                “Tidak, tidak akan kutinggalkan dirimu lagi, cantik .. yang kedua?”
                “Aku ingin ------ kamu jadi pacar ku” Aku menunduk, mukaku merah malu.
                “Benarkah? kau memintaku seperti itu?”
                “I---iya. Mau tidak? Tidak juga tak apa ..”
                “Gak! Aku mau kok!” Dia memelukku erat. Dia melanjutkan “Aku janji tidak akan meninggalkan kamu lagi. Walau dunia memisahkan kita. Aku tetap tidak akan meninggalkanmu. Aku akan terus berada disampingmu, kapan pun, dimana pun.” Dia menyuruhku memegang tali balon warna-warni itu. Lalu menyuruhku melepaskannya dengan bersamaan. Dan Saat balon terbang keangkasa luas, Dia mencium pipi kiriku. Aku terkejut, lalu tersenyum malu. Muka ku merah padam menahan malu. Lalu aku memeluknya, lagi.
                Akhirnya dia membuat hidupku tidak monoton lagi. Ada dia kapanpun aku membutuhkannya. Dia membawa perubahan dalam hidupku. Aku senang. Bahagia. Awan juga terlihat bahagia dengan warna putih bersihnya. Hujan pun merasa bahagia melihatku bahagia, ia mengguyurkan airnya ketanah bumi dengan riangnya. Pohon pun ikut menari bahagia diterpa angin sepoi-sepoi ini.
                Terima kasih, Tuhan. Engkau telah memberikan permata yang tidak ternilai harganya. Aku menyayanginya. Tak akan kusia-siakan dirinya. Tak akan. Aku berjanji, Tuhan. Aku akan menjaga permata indah ini.
(Ah.. Ah.. Ah..) Aku jadi milikmu ..
(Ah.. Ah.. Ah..) Senangnya hatiku ..
(Ah.. Ah.. Ah..) Aku semakin jatuh,
Jatuh hati padamu .... 7

♡⤞Happy Ending⤝♡





1.     Sialan
2.     Maafkan aku
3.     Sebal!
4.     Lihat!
5.     Kenapa?
6.     Maudy Ayunda – Cinta Datang Terlambat
7.     Blink – Jatuh Cinta Lagi



Jumat, 01 Agustus 2014

Dari Aku Yang Sangat Bodoh

  Lihat aku, aku sendiri, kesepian, dan kausakiti.
  Ingat? Saat pertama aku dan kamu kenal? Kaubegitu baik. Sangat amat baik. Awalnya, aku hanya ingin bersenang-senang. Hanya ingin berteman denganmu. Tapi, perlahan, rasa ini tumbuh karena seringnya komunikasi antara aku dan kamu.
  Aku muak! Muak menyimpan rasa ini sendiri. Aku ingin memberitahu kamu tentang rasa ini. Aku tidak meminta jawaban, aku hanya ingin kaumengerti. Sudah, cukup! Tapi, tanpa aku harapkan, kamu memberitahu aku, bahwa kamu juga memiliki rasa sama aku. Bahagia! Aku bahagia! Aku melayang! Aku terbang! Aku.. Aku sangat amat bahagia :')
  Hanya saja, saat itu kamu bilang, bahwa kamu tidak ingin aku dan kamu bersatu dengan satu kata itu. Dan bodohnya aku, aku menerima itu semua. Hubungan tanpa status. Itu yang kamu katakan. Hubungan yang jika aku cemburu, aku tidak berhak untuk marah. Itu.. Itu mengerikan!
  Itu terus berlanjut, sampai akhirnya aku tau bahwa kamu dekat dengannya. Anehnya lagi, aku malah mendukungmu untuk terus dekat dengannya :') . Kukira, kamu akan mengerti yang aku rasakan saat itu. Ternyata tidak!
  Diakhir Oktober tahun itu, aku mendengar kabar dari sahabat dekatku yang juga teman dekat si 'dia', bahwa kamu dan dia bersatu. Kalian dipersatukan dengan satu kata yang dulu sangat aku ingin-inginkan. Kamu tau rasanya? S A K I T ! Sangat S A K I T !
  'Dia', dia yang dulu selalu mendengar curhatanku tentang kamu. Dia yang dulu sangat tau perasaanku untukmu. Dia yang dulu.. yang.. Ah! Sudahlah! Dia yang sekarang, adalah seorang pengkhianat.


  Ditahun yang baru, aku bertemu kembali dengan kamu, dengan dia, dengan kalian. Aku kira, aku sudah melupakan kamu. Tapi, tidak._. Aku kembali berharap. B A K A ! Iya, bodoh! Kenapa terjadi kembali? Dan kenapa, (lagi) kamu bersikap manis kepadaku?
  Untuk apa kau bersikap seperti itu? Untuk kembali menyakitiku? Untuk membuatku terjatuh kejurang tanpa dasar setelah terbang kelangit? Begitu? Sungguh, betapa kejamnya dirimu. Sungguh, betapa bodohnya diriku.

  Untukmu, aku sangat memohon, jangan pernah melakukan itu lagi. Cukup! Cukup bersikap manis kesemua perempuan yang dekat sama kamu! Sikap itu bisa membuat mereka berharap jauh sama kamu, dan tanpa kamu sadari, mereka tersakiti oleh kenyataan. Tidakkah kamu bisa mengerti?
  Dan untuk kenyataan yang ada, otakku mengerti semuanya, tapi hatiku berontak dan lebih memilih tidak mengerti. Maaf.

Dari Aku Yang Sangat Bodoh
(Tidak Bisa Melupakanmu)

Jumat, 25 Juli 2014

-

Masih belajar ngegamba di kertas polos=D dan jadinya miring-miring *MaluDongKalauDiupload .
   So, hari ini aku mau ngeposting sisa gambaran tangan saya yang belum dilihat siapa pun kecuali orang rumah=D . Selamat menikmati=P *kayakbagusbagusnyaaja* -_-






-_-